Produk Substitusi Sebabkan Harga CPO Anjlok


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 08/02/2019 -  Siang hari ini (8/2) harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) berada di zona merah.

Hingga pukul 11:30 WIB, harga CPO kontrak kontrak April merosot 0,6% ke posisi MYR 2.3014/ton setelah ditutup menguat 0,51% kemarin (7/2).

Tercatat sejak awal tahun 2019, harga CPO telah terdongkrak sebesar 8,49%.




Perkembangan dari damai dagang Amerika Serikat-China yang kurang manis kemarin turut menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga CPO.

Pasalnya, harga minyak kedelai yang merupakan produk substitusi minyak sawit amblas menyusul jawaban 'tidak' Presiden AS Donald Trump saat ditanya mengenai adanya rencana bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret, mengutip Reuters.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, lebih dari separuh ekspor kedelai AS dibeli oleh China. Pada tahun 2017 saja volume ekspor kedelai Negeri Paman Sam ke China mencapai 31 juta ton.

Dengan prediksi damai dagang yang semakin buram, maka penjualan kedelai AS masih belum bisa diprediksi membaik. Terlebih lagi Gedung Putih sudah bermaklumat akan menaikkan bea impor asal China senilai US$ 200 miliar bila tidak ada kesepakatan antara kedua negara hingga 1 Maret mendatang.

Seagai informasi, sejak ditutup amblas 0,29% kemarin, harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago masih lanjut melemah 0,36% hari ini.

Selain itu pergerakan harga CPO juga terdampak dari melemahnya harga minyak bumi. Tak heran karena CPO merupakan salah satu bahan baku produksi biodisel yang merupakan tandingan dari solar olahan minyak bumi.

Selain karena aura negatif damai dagang, melemahnya harga minyak bumi juga disebabkan oleh bayang-bayang perlambatan ekonomi dunia yang semakin menyeramkan.

Kemarin, Komisi Eropa yang merupakan eksekutif dari Uni Eropa kembali memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro menjadi hanya 1,3% dari yang tadinya 1,9%.
PT KONTAK PERKASA

Hal tersebut menyusul data produksi industri Jerman yang terkontraksi 0,4% pada Desember 2018. Mengingat Jerman merupakan perekonomian terbesar di Eropa, maka dampak perlambatan ekonomi Negeri Panser berpotensi meluas.

Tercatat hingga pukul 11:30 WIB hari ini, harga minyak jenis Brent terkoreksi 0,68% dan lightsweet (WTI) turun 0,8%.

Namun setidaknya ekspektasi turunnya produksi minyak sawit sepanjang Desember-Maret dapat menahan jatuhnya harga CPO lebih dalam.

Beberapa waktu lalu surveyor kargo SGS memperkirakan inventori minyak sawit Malaysia pada Januari akan berkurang sekitar 4%. Selain itu nilai ekspor minyak sawit Negeri Jiran juga diperkirakan akan meningkat.

PT KONTAK PERKASA
Bila inventori minyak sawit yang sempat menggunung di akhir tahun 2018 dapat dikurangi, maka keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) akan dapat membaik. Dampaknya, harga akan terdorong naik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhatian! Facebook-Instagram-WhatsApp Masih Down

Wall Street Hijau, Penjualan Ritel Tokcer, Kurang Apa Lagi?

Gara-Gara Brexit, Harga Emas Kembali Sentuh US$ 1.300