PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga Emas Dunia Masih Malu-malu, Pasar Spot Rp 631.180/gram


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 17/07/2019 - Pergerakan harga emas dunia masih cenderung terbatas seiring penantian pelaku pasar akan rapat Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS), TheFed, akhir bulan Juli.

Pada perdagangan hari Rabu (17/7/2019) pukul 09:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,23% menjadi US$ 1.408/troy ounce atau setara Rp 632.078/gram. Sementara harga emas di pasar spot naik tipis 0,01% menjadi SY$ 1.406,14/troy ounce atau Rp 631.180/gram.

Sehari sebelumnya, harga emas COMEX dan Spot ditutup melemah masing-masing sebesar 0,16% dan 0,55%.




Harga emas masih tetap mendapat fondasi dari harapan penurunan suku bunga acuan The Fed (Federal Funds Rate/FFR).

Akhir bulan Juli, FOMC The Fed akan kembali menggelar rapat bulanan. Rapat tersebut akan memutuskan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed, salah satunya penetapan FFR.

Baca : 

PT KONTAK PERKASA FUTURES – Cek Gaes! Saham Antam Untung 17%, Cuan Emasnya Berapa?


Mengutip CME Fedwatch, probabilitas FFR diturunkan sebesar 25 basis poin pada rapat tersebut mencapai 70,8%. Sedangkan probabilitas FFR diturunkan 50 basis poin mencapai 29,2%. Adapun kemungkinan FFR ditahan di kisaran 2,25-2,5% sudah tidak ada alias 0%.

Sebenarnya pelaku pasar kemungkinan besar sudah price in dengan faktor penurunan suku bunga acuan.

Namun yang masih menjadi ganjalan adalah seberapa agresif The Fed menurunkan suku bunga. Hingga akhir tahun 2019, bisa saja The Fed menurunkan suku bunga tiga kali. Namun bisa juga dua kali.

Dalam kesaksian di hadapan kongres pekan lalu, Gubernur The Fed, Jerome Powell, menyebut kata 'ketidakpastian' hingga 26 kali. Menandakan bahwa bank sentral merasa perlu untuk memberikan kelonggaran moneter dengan agresif.

Namun kemarin, Departemen Perdagangan As membacakan angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel bulan Juni sebesar 0,4% secara bulanan (month-on-month/MoM) atau lebih besar dibanding prediksi konsensus sebesar 0,1% MoM.

Data penjualan ritel yang bagus bisa menjadi alasan bagi The Fed untuk tidak agresif dalam memangkas suku bunga. Pasalnya penjualan ritel yang sehat membuktikan perekonomian AS tidak terpukul terlalu keras oleh perlambatan ekonomi global.

Maka dari itu, pergerakan harga emas masih agak malu-malu.

Jika pada rapat FOMC nanti Powell berpidato dengan nada-nada yang makin dovish, maka harga emas berpotensi kembali melambung tinggi.

Sebaliknya, jika Powell terkesan tidak terlalu dovish, apresiasi harga emas kemungkinan akan terhenti.

Harga emas juga mendapat sentimen positif dari nasib hubungan dagang AS-China yang makin tidak jelas.

Kemarin Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa masih butuh waktu yang lama untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China. dikutip dari Reuters. 

Dirinya juga mengatakan akan mengenakan bea impor pada produk China senilai US$ 325 miliar apabila dibutuhkan. Produk-produk tersebut sebelumnya buka merupakan objek perang dagang.

Tapi itu bukan hal baru. Trump sudah berkali-kali mengatakan hal serupa. Pelaku pasar masih menantikan perkembangan negosiasi yang lebih solid. 
smber : cnbcnews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indeks Hong Kong Dibuka Lebih Tinggi Pada Hari Rabu

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Setelah Menang Banyak, Rupiah Kini Terlemah di Asia...

Kontakp Perkasa - Emas Tahan Penurunan seiring Laporan Data Pekerjaan A.S. Membawa Fokus pada Fed