KONTAK PERKASA || Iran Suka "Main Api", Harga Emas Melejit Lagi



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 22/01/2020 - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Selasa (14/1/2020) akibat peningkatan tensi di Timur Tengah. 
Tiga roket kembali menghantam zona internasional Amerika Serikat (AS) di Baghdad Irak. Menurut sumber AFP, tiga roket menghantam wilayah di dekat Kedutaan Besar AS, Selasa (21/1/2020) dini hari waktu setempat.

Akibatnya harga emas yang sudah menguat dua hari beruntun kembali naik hari ini. Pada pukul 14:30 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.563,05/troy ons, menguat 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya pagi ini, emas sempat menguat 0,45%.

Polisi Irak kepada Reuters mengatakan tiga roket tersebut berjenis Kathyusa diluncurkan dari distrik Zafaraniyah di luar Baghdad.

Sebelumnya AS menyalahkan kelompok paramiliter yang didukung Iran atas serangan serupa beberapa bulan belakangan. Meski demikian, tidak pernah ada klaim tanggung jawab. Sebelum hari ini, dua roket juga dikabarkan diluncurkan dari distrik yang sama.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari AS terkait serangan hari ini. Meski demikian, pasar dibuat cemas AS akan kembali menggunakan kekuatan militer akibat aksi "main api" tersebut.

Selain eskalasi tensi di Timur Tengah, bursa saham global yang jeblok pada hari ini turut mendongkrak kinerja logam mulia. Memburuknya sentimen pelaku pasar setelah Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi penyebab jebloknya bursa hari ini.

Penurunan proyeksi tersebut terjadi setelah adanya kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China. Itu artinya IMF melihat kesepakatan tersebut belum cukup untuk memacu perekonomian global di tahun ini.

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3% turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Oktober lalu sebesar 3,4%.

Lembaga ini menyebut, revisi ke bawah sebagian besar disebabkan oleh lebih rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang, sementara negara-negara maju pertumbuhan ekonominya diprediksi stabil atau tidak jauh dari level saat ini.

"Pemulihan yang diproyeksikan (akan terjadi) dalam pertumbuhan global masih belum pasti. Itu terus bergantung pada pemulihan di negara-negara emerging market yang tertekan dan berkinerja buruk, karena pertumbuhan di negara maju stabil di dekat level saat ini," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (21/1/2020)

Eskalasi di Timur Tengah serta pelemahan bursa saham global tersebut membuat emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali bersinar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhatian! Facebook-Instagram-WhatsApp Masih Down

Wall Street Hijau, Penjualan Ritel Tokcer, Kurang Apa Lagi?

Gara-Gara Brexit, Harga Emas Kembali Sentuh US$ 1.300